FOODCOURT STORY (Bandung Pop Punk)

Tahun 2005 telah menjadi bukti dimana FOODCOURT menjalani semuanya dari titik nol. Hanya bisa menjadi pemimpi dalam penatnya banci2 tampil di televisi. Obenk mengajak teman selingkungan dirumahnya yang bernama Pedro untuk bisa membantu iringi alur nada gitar untuk beberapa lagu yang berhasil obenk karyakan. Mencari dan terus mencari peran pun terus berjalan,untuk membantu kelengkapan band kami, akhirnya bertemu di akhir tahun 2006 seorang Drumer yang bernama Bad’out bisa mengikuti visi misi dan karya kami. Bisa bermain dalam beberapa pentas seni daerah yang bisa dikatakan kacangan tak pernah membuat kami surut untuk melaju langkah ke depan.

Pertengahan 2008 Beberapa karya telah kami rangkum, hanya benar2 merasakan kurang kuat dengan beranggotakan 3player. Seiring waktu berjalan akhirnya bergabunglah jhosev dengan kemampuan bass nya yang bisa kami banggakan untuk mengisi sempurna karya-karya kami.

Mencoba untuk membuktikan di beberapa station radio bandung pun kami jalani. Hasil bangga untuk point2 paten rating FOODCOURT pun sedikit –sedikit mulai berbicara di bisingnya kota bandung yang telah kami pijak.

Beberapa tahun telah kami lewati cerita band ini. Senang,susah,bangga,pahit dan buruk telah menguatkan idealis attitude kami sampai di tahun 2008.Seorang lelaki lugu bernama Korong pun akhirnya bergabung untuk menguatkan alunan nada gitar2 yang telah Rendra sajikan.

Sampai ke akhir tahun 2011 kami bisa karyakan materi2 baru yang kami pastikan kuat untuk berbicara di ramainya jenis lagu2 lokal kota kami. Berjumlah 12lagu baru,diantaranya MIMPI YANG TERTUNDA dan TITIK PENYESALAN menjadi lagu yang kami depankan untuk bisa dinikmati semua kalangan muda,tua dan anak2 yang baru mulai mempelajari nikmatnya alunan music sebenarnya.

Dan satu lagi,kenapa kami mengambil nama FOODCOURT untuk band ini. FOODCOURT adalah sebuah kantin modern masa kini,semua kalangan menikmati keberadaannya di setiap lingkungan kampus,kantor,mall,dll. Kami pun ingin seperti dia,di butuhkan keberadaannya dengan sebuah karya yang bisa kami hasilkan. Seperti juga kami membutuhkan kantin itu di setiap waktu dan rutinitas langkah perjalanan kami.